1. Metode Penerapan Waterfall
Pada Desain Sistem Informasi Geografis Industri Kabupaten
Tegal
Abstrak
Kabupaten Tegal memiliki berbagai industri yang luas tersebar di 18 kecamatan. Industri-industri ini telah mendukung keberlanjutan tingkat ekonomi Tegaldistrik. Pemerintah daerah masih mengandalkan sensus manual dimengumpulkan data industri. Hasil sensus adalah semata-mata diterbitkan oleh Badan PusatStatistik (BPS). Hasilnya informasi diterbitkan hanya dalam bentuk tabel tanpainformasi lebih lanjut. Distribusi industri tidak meratainformasi kepada publik menyebabkan pangsa pasaar Tegalindustri tidak dioptimalkan. Jadi, batasi kesempatan untuk memperoleh investasi untuk memperluas industri. Sistem Geographic Information adalah sistem komputer yang dapat merekam, menyimpan, menulis, menganalisis, dan menampilkan data geografis. Industriprofile, jenis produksi, nilai investasi, lokasi industri dan lokasi desa dan kecamatan di kabupaten Tegal bisa diperoleh dengan menggunakan metode Waterfall melalui geographic desain sistem informasi.
Kabupaten Tegal memiliki berbagai industri yang luas tersebar di 18 kecamatan. Industri-industri ini telah mendukung keberlanjutan tingkat ekonomi Tegaldistrik. Pemerintah daerah masih mengandalkan sensus manual dimengumpulkan data industri. Hasil sensus adalah semata-mata diterbitkan oleh Badan PusatStatistik (BPS). Hasilnya informasi diterbitkan hanya dalam bentuk tabel tanpainformasi lebih lanjut. Distribusi industri tidak meratainformasi kepada publik menyebabkan pangsa pasaar Tegalindustri tidak dioptimalkan. Jadi, batasi kesempatan untuk memperoleh investasi untuk memperluas industri. Sistem Geographic Information adalah sistem komputer yang dapat merekam, menyimpan, menulis, menganalisis, dan menampilkan data geografis. Industriprofile, jenis produksi, nilai investasi, lokasi industri dan lokasi desa dan kecamatan di kabupaten Tegal bisa diperoleh dengan menggunakan metode Waterfall melalui geographic desain sistem informasi.
Sistem Informasi
Geografis merupakan sistem komputer yang dapat merekam, menyimpan,
menulis, menganalisis dan menampilkan data geografis. Dengan menggunakan
metode Waterfall maka rancangan sistem informasi geografis dapat
memberikan informasi mengenai profil industri, jenis produksi, nilai investasi,
peta industri dan lokasi industri disetiap desa maupun kecamatan yang ada di
kabupaten Tegal.
SUMBER:https://media.neliti.com/media/publications/101354-ID-penerapan-metode-waterfall-pada-desain-s.pdf
KESIMPULAN : Rancangan dan Desain Sistem informasi geografis dikembangkan menggunakan metode
Waterfall akan memberikan output/keluaran berupa grafik mengenai profil industry
dan data produksi pada setiap kelurahan atau kecamatan dalam setiap bulan dan
setiap tahun di Kabupaten Tegal.
2. Metode Penerapan Prototype
Pada Pengembangan Sistem Informasi
Abstrak
Penerapan sistem
merupakan hal penting bagi pihak pengembang sistem informasi dalam menilai
keberhasilan sistem informasi tersebut apakah berjalan sesuai perencanaan dan
apakah telah memenuhi keinginan dari penggunanya. Perencanaan dan Analisa yang
tidak jelas sering menimbulkan permasalahan yang akan berdampak pada kegiatan
pengembangan. Penelitian ini akan memberikan gambaran penggunaan model
prototyping pada kegiatan pengembangan sistem informasi dengan harapan dapat
menghasilkan prototype sebagai salah satu langkah awal sebuah kegiatan
pengembangan sistem informasi. Protype dibuat dengan tujuan memberikan
penyamaan presepsi dan pemahaman awal akan proses dasar dari sistem yang akan
dikembangkan, sehingga akan ada komunikasi yang baik antara pengembang dan
pengguna sistem. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun rujukan
bagi pengembang sistem informasi yang telah mengikuti langkah-langkah
pengembangan secara terstruktur, sehingga memberikan kejelasan proses bagi
pengguna dan pemerhati ilmu pengembangan sistem informasi.
Dibuatnya sebuah Prototyping
bagi pengembang sistem bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari pengguna
sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan model prototype yang dikembangkan,
sebab prototype menggambarkan versi awal dari sistem untuk kelanjutan sistem
sesungguhnya yang lebih besar.
KeyWords - Sistem informasi, pengembangan sistem, metode prototyping,
Prototype
KESIMPULAN : Diperlukan perencanaan yang
matang dalam perencanaan dan pengembangan sistem Perencanaan dimulai dari desai
sistem yang baik, pemilihan personil, penentuan perangkat lunak dan perangkat
keras, serta arsitektur jaringan
3. Penerapan Metode RAD(Rapid Application Development) Pada Sistem Penjualan Sepeda Online
Abstrak
Tujuan penelitian
menerapkan metode RAD (Rapid
Application Development) untuk menghasilkan sistem penjualan sepeda
online melalui
integrasi basis data dan membangun hubungan dengan pelanggan secara lebih
personal. Sasarannya lebih kearah memperluas jangkauan pemasaran dan
meningkatkan penjualan melalui media yang lebih fleksibel dan lebih ekonomis.
Pemodelan sistemnya menggunakan UML (Unified
Modeling Language). Penelitian berbentuk studi kasus dengan metode
penelitian research and
development (R&D). Perancangan sistem perangkat lunak meliputi
bagian front-end dan
sistem manajemen konten yang secara spesifik meniadakan perantara, mengurangi
biaya operasional penjualan, menpermudah pengiriman, dan penerimaan pembayaran
secara online.
Hasil pengujian memperlihatkan proses digitisasi penjualan memiliki verifikasi
yang akurat mengenai sistem navigasi, pendataan isi keranjang belanja, mudah
menelusuri pemrosesan data pemesanan, dan konfirmasi penerimaan pembayaran.
Metode RAD (Rapid
Application Development) menggunakan metode
iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana model bekerja sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan
dengan tujuan menetapkan kebutuhan pengguna. Metode RAD menekankan cakupan
pemodelan bisnis
(bussiness modelling), pemodelan
data (data modelling), pemodelan proses (process
modelling), pembuatan aplikasi (application generation) dan pengujian (testing).
KeyWords : sistem penjualan online, metode RAD, unified modeling language.
KESIMPULAN : Melalui penerapan metode RAD (Rapid
Application Development) dalam menghasilkan sistem penjualan sepeda online
dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara signifikan dan memberikan nilai
tambah untuk pencapaian tujuan dan sasaran bagi UD. Polygon. Penyelesaian
setiap modul perangkat lunak berdasarkan setiap tahapan dari metode RAD dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Sistem dapat memperkenalkan dan menjual produk
sepeda kepada masyarakat luas. Hasil pengujian menampilkan sistem memiliki
fitur navigasi dalam memberikan kemudahan bagi pengunjung, baik kepada konsumen
ataupun pelanggan saat mengunjungi halaman webite UD. Polygon. Memiliki kontribusi
menyelesaikan persoalan untuk memberikan jaminan layanan informasi yang lebih
dekat kepada konsumen dan beralih ke proses digitisasi penjualan. Sistem sudah
memiliki pesan-pesan tertentu dalam mengarahkan pengunjung, calon pembeli dapat
melakukan proses pemesanan barang secara online kapanpun dan dimanapun
serta mendapatkan informasi produk secara terkini. Kemampuan aplikasi
digitisasi penjualan menawarkan banyak peluang baru terutama kesempatan
memperluas jangkauan penjualan dengan biaya operasional yang lebih ekonomis.
0 komentar:
Posting Komentar